Minggu, 04 September 2011

Bontang Nan Indah, Saat Masalah Tak Pernah Terisaukan...

Saat sebuah kota menjadi saksi ribuan anak perantauan yang mengikuti orang tuanya menetap disebuah tempat terpencil di tanah timur Borneo, Bontang.. Kisah gembira, kisah sedih terlewati oleh sekumpulan orang-orang yang sama, dan itu yang saya rasakan. Bayangkan, saya dan kawan-kawan saya melewati zaman kanak-kanak hingga beranjak dewasa bersama-sama. Satu yang tak terlupakan, saya dan salah satu kawan saya pernah duduk semeja dari SD kelas satu sampai SMA kelas tiga, mungkin kami hanya terpisahkan untuk beberapa semester saja selebihnya kami selalu semeja.

Dari kenyataan itu, ada sebuah ikatan yang timbul diantara kami, ikatan kekeluargaan. Ikatan itu muncul di semua lini kehidupan. Tetangga sudah menjadi keluarga dekat, teman menjadi sahabat, guru sekolah menjadi orang tua kedua.. Ini mungkin yang menjadi pusat dari kerinduan ketika kami sedang merantau ke luar kota Bontang untuk berkumpul berbagi cerita dan bernostalgia di kota kenangan ini.

Keragaman sukunyapun menjadi suatu yang indah disana. Seluruh perwakilan suku di Indonesia campur baur disini. Terikat oleh sebuah perjuangan anak rantau di tanah orang. Kolaborasi bahasa antar suku yang selalu terjadi di sana.. Keluarga keragaman Indonesia.

ini dia teman lama sekali itu..
stadion bontang..
lebih mirip afrika katanya, atau hanya terobsesi berkunjung ke sana...
sekambing ( nama daerah di Bontang )
Langitnya selalu dirindukan, keragaman sukunya selalu dinantikan, menjadi ciri khas yang terpatri pada hati kami anak Bontang. Sebentar ku tinggalkan engkau Kota Bontang, nanti kita bertemu lagi..

sekian_kdn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar