Jumat, 13 September 2013

Friction Stir Welding

Terdapat beberapa teknik pengelasan yang kita ketahui sekarang ini, seperti SMAW, GMAW, GTAW dan banyak lagi. Proses las tersebut pada dasarnya melelehkan dan menyatukan logam dengan panas yang terbentuk dari busur listrik. Seiring kemajuan zaman, teknik pengelasan terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan lapangan dan karakteristik sambungan yang diinginkan.

Salah satu teknik pengelasan yang relatif baru adalah Friction Stir Welding (FSW). FSW dikembangkan oleh TWI (The Welding Institute) dan mendapatkan hak paten pertama pada desember 1991 di UK. Teknik pengelasan FSW sebetulnya berawal dari keingintahuan dan percobaan laboratorium, tetapi dalam perkembangannya FSW menjadi teknik pengelasan yang banyak sekali memberikan manfaat terutama untuk logam Aluminium.

Prinsip dasar dari proses pengelasan FSW sangat sederhana yaitu dengan menggunakan sebuah tool yang terdiri dari pin dan shoulder yang diputar pada kecepatan putaran tertentu. Tool tersebut kemudian melakukan penetrasi pada 2 buah ujung pelat atau lembaran logam yang akan disambung. Setelah penetrasi pada tingkat kedalaman tertentu, tool akan bergerak sepanjang garis sambungan antara logam yang disambung.

(a) skema pengelasan FSW (b) hasil las FSW (c) geometri tool (Ambriz dan Mayagoitia, 2011)

Dalam pengelasan FSW, tool memiliki 2 peranan utama yaitu memanaskan logam induk yang disambung dan menggerakkan material untuk menghasilkan sambungan. Panas yang dihasilkan pada pengelasan FSW tercipta akibat adanya gesekan antara tool FSW dan benda kerja. Panas lokal yang terjadi mengakibatkan adanya pelunakan logam induk bagian adukan tool. Kombinasi putaran dan translasi tool FSW memungkinkan material bergerak dari sisi depan pin hingga sisi belakang pin.

Berikut dokumentasi pengelasan FSW by Machmud dan Nugroho.

Mesin milling yang digunakan sebagai mesin las FSW
Pelat Al 6061 T6 siap dilas FSW.
Proses pengelasan FSW
Video :


Beberapa keuntungan las FSW adalah ramah lingkungan, konsumsi energi yang efisien bila dibandingkan dengan metode las konvensional, tidak memakai fluks, tidak memerlukan tambahan logam pengisi dan sangat baik untuk aplikasi penyambungan logam Aluminium.

Semoga menginspirasi. sekian_kdn


Tidak ada komentar:

Posting Komentar