Sabtu, 30 April 2011

Teringat Pak Daming

Siapa Pak Daming? sosok paruh baya yang menjadi andalan pangkas rambut jaman bocah sampai remaja di Bontang. Dari kalau saya mau cukur tempat duduk harus diberi tambahan papan karena belum cukup umur pake kursi dewasa sampai tak lagi harus pakai papan karena badan yang sudah tumbuh besar dan tinggi. Semua terjadi di sana. Obrolan khas merakyat yang jujur berisi kritik sosial kehidupan sekitar yang diperdengarkan oleh duet Pak Daming dengan Ayah Saya, sampai peristiwa-peristiwa yang mengasah tanggung jawab karena saya pernah menghilangkan atau tepatnya meninggalkan salah satu topi andalan ayah saya di tempat cukur Pak Daming. Semua terjadi di sana. Dari yang awalnya harus ditemani ayah pergi cukur, sampai bisa pergi sendiri, bawa sepeda sendiri, bawa motor sendiri ke tempat Pak Daming. Semua terjadi di sana. Salah satu yang mewarnai memori kehidupan masa kecil dan memori perubahan kota Bontang tentunya.


Pak Daming. Sosoknya sederhana, paduan sosok berkopiah haji, kacamata kotak dan celana kain cutbray. Tempat praktiknyapun ikut-ikutan sederhana, bertetangga tempat parkir vespanya yang kalau kita datang tak ada orangnya tinggal panggil " Pak Daming mau cukur.." di rumah sederhana di belakang tempat praktiknya..

Saya rindu Pak Daming, rindu yang muncul tiba-tiba. Rindu kembali bisa merasakan masa kecil, dan rindu oleh kritik-kritk yang ia paparkan kepada Ayah saya. Terkadang saya menyesal tidak lagi memangkas rambut ditempat beliau sejak pertengahan SMA, entah mengapa.. entah karena saya ingin mencari suasana yang berbeda dan  keterusan tidak cukur di tempat beliau, entahlah..

Harapan saya, semoga saat Saya kembali ke Bontang, Pak Daming masih diberi kesehatan, kekuatan supaya suasana dulu masih bisa saya rasakan, dan penyesalan memutus silaturrahim kepada beliau dapat saya obati...
NB :  Lokasi praktik Pak Daming : Depan Hotel Gembira, Berbas. ( Daerah seputaran Hotel Gembira yang menjadi salah satu tempat bisnis esek-esek di Kota Bontang yang menjadi salah satu penyebab Pak Daming gundah ).
saya memanggil ayah saya dengan panggilan Bapak.

sekian kdn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar