Selasa, 11 Februari 2014

Gelas Kosong

saya dan 2 ponakan
Saya punya keponakan, 1 perempuan dan 2 laki-laki (tahun 2014). Kalau ditanya lucunya, yah namanya anak kecil pasti lucunya bukan main. Polos bergerak dan berpikir. Kadang saya ketawa sendiri melihat ponakan saya ini, terutama yang perempuan (4 tahunan). Dari istilah2 yang keluar begitu saja dari dia, bertingkah seenaknya dan kepolosan dia. Kadang saya berpikir, untuk bicara jujur kepada orang lain tentang kabar baik atau pahit, kita musti belajar banyak sama anak kecil :D

Anak kecil itu jujur, dia diberikan kasih sayang dan cahaya tulus dari Tuhan yang masih bersih suci dan polos di dalam hatinya. Kalau kata cendikiawan, ada seorang balita dengan spontan menutup matanya karena melihat sesuatu yang tidak semestinya dia lihat. Dia spontan karena memang spontan, bukan karena dia tahu dia tidak boleh melihat itu, tetapi yah itu terjadi begitu saja. Ada Nur di hatinya.

Seiring berjalannya waktu anak kecil akan belajar dari semua yang dia lihat. Seperti ponakan saya ini selalu belajar setiap harinya. Ia belajar berinteraksi, berkomunikasi dan terus begitu sampai mungkin ia menemukan manusia itu dalam bentuk yang lain. Ibarat gelas kosong, ia masih kosong dan siap diisi oleh apapun. Terlalu polos dia dan menerima secara "mentah" apa yang diisikan kepada dirinya. Kadang-kadang saya jadi ngeri juga, bagaimana saya nanti ketika menjadi ayah memastikan isi dari gelas kosong anak saya adalah sebuah kebaikan. Kalau saya lihat kakak saya mengasuh anaknya, sungguh tugas orang tua itu memang bukan sekedar membesarkan secara fisik, tetapi lebih besar dari itu semua. Pengetahuan agama, kebaikan dan keburukan itu sesungguhnya yang menjadi tantangan besar orang tua memahamkan kepada anak mereka.

Melihat kakak saya dan anaknya pula saya jadi berpikir betapa nakalnya saya dulu. Jadi terbayang betapa dulu orang tua saya jungkir balik membesarkan saya dan kakak saya. Bukan hanya membesarkan secara fisik, tapi ya itu tadi, membesarkan mental dan cara berpikir anak-anaknya sampai bisa berpikir dan berdiri di posisi sekarang ini. 

Salah satu pintu pikiran saya terbuka lagi, semoga besok saya bisa jadi teladan yang baik. Aamiin..

sekian_kdn



2 komentar:

  1. kau dari kecil udah bukan gelas kosong lagi din, udah di isi sama termodinamika dari Tuhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. berlebihan kau Ed, ingat kode etik advance community nomer 4. "kami anggota advance selalu terdepan dan tidak berlebihan"

      Hapus