Sabtu, 11 Mei 2013

Semua Orang Berhak Narsis

Kemarin awal-awal bulan Mei 2013 saya sempat pulang kampung ke Bontang. Nah, disuatu sore saya keliling kota dengan sepeda. Sepanjang perjalanan seperti biasa saya mencoba mengabadikan beberapa hal yang menarik. Dan hal yang menarik kali ini adalah sebuah sindrom narsis menurut saya. Mengapa, karena seperasaan saya seluruh Indonesia kompak entah karena perintah atau inisiatif si pembuat. Sindrom narsis ini muncul akibat berkembangnya era digital printing yang memudahkan siapa saja mencetak foto mereka dengan ukuran mega besar.

Kebetulan... sejauh pertemuan saya dengan foto-foto ini, semuanya adalah pejabat-pejabat publik daerah terkait. Walaupun mereka bukan artis yang lagi promosi sebuah produk tetap saja foto mereka akan muncul terselip di hampir semua acara terkait daerah mereka. Apapun acaranya tetap harus narsis, ada fotonya dong.. Sebagai tambahan, foto mereka tidak hanya muncul di baliho-baliho besar kota, tetapi ada di koran, tv bandara dan media-media promosi lainnya. 

Sebelum saya teruskan, saya coba tampilkan beberapa hasil jepretan saya dari hasil jalan2 sore:

Ini contoh pertama, keren ya.. tetap eksis apapun acaranya.
Contoh kedua. Sebuah baliho ukuran sedang yang tersebar di beberapa pohon kota. Tetap harus eksis, pakai jas kebesaran dan jangan lupa mengajak teman mencetak fotonya untuk suksesnya acara ini.


Contoh tiga. nah kali ini boleh dong ngajak keluarga. Lagi-lagi demi terwujudnya  keluarga yang mandiri dan sejahtera.  as written above
Contoh selanjutnya. orang yang sama. saya mulai gelisah melihatnya.
Contoh terakhir. come on maan...
Oke, yang sebetulnya menarik seperasaan saya adalah apakah maksud dari semua poster-poster ini. Ya tentunya promosi kegiatan atau mengingatkan masyarakat tentang sesuatu. Tetapi apakah harus dengan selalu meng-attach foto "bapak/ibu" terkait ?? Seperasaan saya akan lebih baik menghilangkan foto dalam desainnya dan diganti gambar yang langsung berkaitan dengan pesan/ promosi baliho. Seperti contoh tiga, coba saya tampilkan desain ulangan versi asal saya :

Edisi Revisi - Nah, kan lebih sampai pesannya (menurut saya sih), terlihat disana foto keluarga  yang terlihat bahagia karena kehidupan mereka yang sejahtera akibat hidup mandiri yang mereka jalani. Menurut saya baliho ini menjadi lebih berguna daripada sekedar pesan dengan dihiasi foto tegang seseorang yang punya gawe dan bertanggung jawab atas semua isi kota.
Seperasaan saya lebih berguna dan enak dipandang jika saja semua promosi-promosi publik tidak meng-attach foto pejabat terkait. Seperasaan saya juga, pasti banyak orang yang kurang terima uang pajaknya dipakai ngeprint foto pejabat segede gaban..

Semoga tulisan ini menyadarkan, bukan mereka tetapi kita. Gunakan apapun dengan semestinya bahkan hal sekecil apapun. Secara khusus, jika kita ingin menampilkan foto pribadi gunakan facebook, twitter atau ngeblog seperti saya.hehee. akan lebih bermanfaat.

Seperasaan saya sudah cukup. sebagai tambahan saya berikan contoh baliho yang tepat penggunaan dan penempatan fotonya.
Gileee.. rambutnya bagus banget. pasti karena pake shampo Zin*. (sorry foto produknya belum sempat disensor XD)
Wooaa.. serem.. Jangan sekali-kali pakai NARKOBA, bisa begini akibatnya. *Pertanyaanya kenapa foto orang berjas tidak muncul dibaliho ini, padahal sama-sama baliho pesan publik. 
Oke, kita cukupkan sampai disini. Tetap sehat, tetap semangat dan tetap narseess..
sekian_kdn

2 komentar:

  1. hahaa.. bener bener..
    mereka pengen wajahnya dikenal masyarakat, tapi mungkin tidak pada tempatnya. membuat yaah, pesan kurang begitu sampai, sepengetahuan saya :D

    BalasHapus
  2. ya itulah Mi', sama-sama manusia. saling mengingatkan aja.

    BalasHapus