Dan kereta itupun mulai melaju mengantarkan saya menuju
suatu tempat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Jujur ekspektasi kala itu
terlalu biasa dibanding pengalaman hidup yang sudah saya dapat sekarang.
Sedikit malas sebetulnya, harus menyelesaikan sebuah ‘’beban’’ sebelum
benar-benar boleh kembali pulang ke kampung halaman. Beban yang ternyata
memberi banyak sekali pelajaran, terutama tentang kehidupan. Dan tersebutlah
dua buah desa bernama Wingko Sigromulyo dan Wingko Sanggrahan – Kabupaten Purworejo
Tawa Tengah, tempat banyak sekali pelajaran itu berasal.
Di sana saya dan 24 kawan dari berbagai fakultas bersiap
menghadapi kenyataan. Kenyataan apa itu masyarakat, membaur dengan mereka dan
belajar dari mereka tentang apapun. Kami disatukan oleh sebuah mata kuliah
kampus yang sudah terkenal seantero nusantara, KKN (kuliah kerja nyata).
Dinamikanya begitu terasa, mengertilah mungkin sebagian
besar mahasiswa termasuk saya belum terbiasa untuk menjadi sesorang yang
diposisikan sebagai orang dewasa yang berpikir tentang masalah-masalah berat
dan tentunya gak main-main. Kalau biasanya sebagai mahasiswa hanya berpikir
tentang dirinya, bagaimana dirinya, laparkah dirinya, dengan KKN semua itu
menjadi begitu sepele dan anak-anak. Masalah-masalah yang muncul selama sebulan
lebih ber-KKN ria menjadi sebuah paksaan bagi setiap mahasiswa merubah dirinya
menjadi lebih baik dan simpati kepada siapapun disekitarnya.
Paslah jadinya kalau kampus menjadikan KKN sebagai syarat
kelulusan (walau kadang berat ye, terutama sebelum pelaksanaan KKN seperti :
ngomel2 dalam hati apa guna KKN J,
bisakah melaksanakan tanggung jawab dengan baik, bisakah membaur, dll) bagusnya
saya jadi tau siapa diri saya, bagaimana
saya kalau dicampur dengan teman saya, bagaimana saya kalau dicampur masyarakat
dan bagaimana saya dengan emosi saya. Nice, saat lulus itu tiba proses KKN
menjadi pelengkap persenjataan seorang mahasiswa menghadapi pahit manisnya
kehidupan, gile-gile..
Keseluruhan, KKN itu penting. Dari awal saya yakin KKN itu
penting dan Alhamdulillah KKN memang terbukti penting. Serentak merasakan dinamika bermasyarakat.
Belajar betapa ternyata hubungan antar manusia itu begitu kompleksnya. Belajar
menjadi seorang manusia yang berperan sebagai pemecah masalah. Belajar menjadi
pribadi serba bisa, dari kerja kasar sampai yang ‘’halus-halus’’. Belajar
menjadi orang, menjadi orang baik di masa depan J.
Dan percayalah Indonesia itu memang Indah
Khusus untuk teman-teman saya di KKN PPM UGM unit 110
|
kiri atas : bima, meta, mia, ara, destiana, rinda, icha, sasa, ika, manda, ai', prames, hani, ellen
kiri bawah : widi, kuncoro, zeindha, odi, hendra, tito, reza, apri, ane, ndaru, imam |
Untuk perempuan2 luar biasa : Awal bertemu jujur saya
ketawa-ketawa sendiri entah mengapa. Sebagai seorang yang ngampus di tempat
yang jarang wanitanya, dihadapkan kenyataan rapat perdana KKN bertemu dengan
wanita, saya jadi seperti kejatuhan berkah dan tiba-tiba dunia begitu indah dan
luasnya. Salut untuk ketangguhannya. Maaf rada jaim kalau lagi diskusi. Tetap
sama2 memperbaiki diri mbak.
Untuk brader ane selama KKN : Awal bertemu juga saya tak
menyangka akan bertemu kawan luar biasa. Alhamdulillah begitu nyambungnya
diskusi kita selama KKN kemarin. Dari diskusi berat sampai yang sepele, dari
teknis sampai jodoh idola. Jadi membuka wawasan mengenai banyak hal dan berguru
kepada guru cinta yang tau ciri-ciri seseorang jatuh cinta (katanya). Tetap
sama2 memperbaiki diri jek.
Bersyukur sekelompok dengan sekumpulan orang luar biasa yang
punya kemauan, tidak mengeluh, cerdas, pintar, peduli dengan teman, pemikir
kelas wahid, lucu juga, ada yang gak lucu, ada yang kurang lucu, ada yang
berusaha untuk lucu, wong edan, santai, selow mengahadapi masalah, nyambung
diskusi, teman nyangkul, teman galau, teman sok2an galau, pekerja keras, tak
hitungan, kritis, berwawasan luas, suri tauladan, enak dipandang dan tidak bisa
saya sebutkan satu persatu, banyaklah.. terimakasih, spesial kalian.