Jumat, 23 Agustus 2013

Definisi Baik ??

#Tulisan beberapa bulan yang lalu.

Akhir-akhir ini saya merasa risau oleh sesuatu yang sebetulnya gampang dijawab. Apa jawabannya ?? saya beri tahu diakhir tulisan ini saja, yaa walaupun jawaban itu subjektif menurut saya. Kerisauan itu juga yang membuat saya bingung menanggapi kejadian akhir-akhir ini. Kejadian yang membuat saya pening melihat seseorang yang baik tapi seperti berubah termakan waktu dan berevolusi menjadi seseorang yang punya formula "kebaikan" yang baru.

Saya bingung tentang kebaikan. Sering semua orang bicara kebaikan dan terlihat tidak ada yang mengalah tentang kebaikan menurut definisinya masing-masing. Itu yang membuat saya agak pusing dibuatnya. Bukannya apa-apa, saya jadi berpikir di kehidupan yang begitu kompleks ini, dunia diisi oleh orang-orang yang berdebat mengenai kebaikan. Terus saya dan berjuta-juta manusia lain harus ikut kebaikan yang mana??

Saya ambil beberapa contoh kejadian akhir-akhir ini. Kemarin, ada tokoh ormas menyiramkan air minum ke wajah sosiolog universitas besar di Indonesia di acara talkshow TV nasional yang disiarkan secara live. Reaksi badan saya melihat kejadian ini langsung pusing + tertawa. Mengapa pusing ?? ya tentu saja, ini adalah ujung dari berdebat mengenai kebaikan. Dan saking yakinnya mengenai kebaikan sampai-sampai kedua narasumber ini saling tunjuk, suara agak tinggi dan akhirnya mendaratlah air dari secangkir gelas ke wajah sosiolog itu. Terus yang mana yang baik, saya jadi bingung. Tidak ada yang mendengarkan esensi dan isi dialog dan saya hanya fokus kepada kejadian unik seseorang menyiram air ke wajah lawan bicaranya di depan beruta-juta rakyat Indonesia. Mantap !! Sekali lagi, siapa yang benar tentang isi debat di talkshow itu ?? bubaar... seperti tidak berguna dan tidak menghasilkan kebaikan apalagi kebenaran.

Yang kedua agak lebih berat dan saya sebetulnya malas membahas ini. Tentang politik. Di TV orang-orang berdebat tentang kebaikan sampai-sampai memakai dalil untuk menunjukkan bagaimana kebaikan itu seharusnya. Seperti korupsi VS politisi. Dari lembaga anti korupsi dan politisi adu argumen sampai-sampai saya pusing menentukan siapa sebetulnya orang yang baik dan bagaimanakah kebaikan itu seharusnya. Sebagai tambahan, saya punya teman seorang kader di kampus. Ia mengupdate status yang sepertinya membela orang-orang (politisi) yang menurutnya baik, dan saya jadi tambah pusing karenanya.
Wallahu a'lam..

Kebaikan. Saya selalu berusaha untuk menjadi orang baik, yah walaupun tidak selalu berhasil menjadi baik ke orang lain dan diri saya sendiri. Terkadang saya berpikir, apakah saya ini betul-betul orang yang punya niat baik ?? atau saya hanya mencari keuntungan dari lingkungan sekitar saya dan juga melupakan hak-hak  atau larangan yang harusnya diberikan atau tidak kepada diri saya sendiri.

Dari semua yang saya ceritakan di atas, yang jelas berdebat itu tidak baik, baik untuk berdiskusi/ dialog. Membicarakan orang itu tidak baik, apalagi memfitnah ia, baik untuk mengutarakan langsung kepada orang yang bersangkutan. Dan silahkan lanjutkan sendiri.

Mengenai kebaikan, khusus kebaikan. Sebagai jawaban pertanyaan diawal, saya percaya sebetulnya Tuhan menganugerahkan kepada setiap manusia sebuah nilai rasa yang menjadi sensor kebaikan. Sensor itu bernama nurani, dan cara mengaktifkan sensornya adalah menjadi jujur kepada diri sendiri. Dan bagaimana dengan sumber energinya ?? Agamalah baterainya. Kita tinggal pilih mau bohong dengan diri sendiri atau jujur. Selama diisi oleh sumber energi yang positif dan kejujuran akan nurani, output yang dihasilkan menjadi minim polutan alias kita sukses menjadi orang yang baik.

Dan pada akhirnya kejujuran akan nurani mengalahkan kebohongan dan ketidakadlian di muka bumi.
Apapun jadi orang baik sajalah...
sekian_kdn